Bos Garuda Blak-Blakan: Ini Dua Penyebab Utama Harga Tiket Pesawat Meroket di Musim Liburan

- Admin

Jumat, 24 Januari 2025 - 16:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Biaya avtur, sewa pesawat, dan layanan bandara jadi alasan utama harga tiket pesawat mahal. Begini penjelasan Bos Garuda. | Instagram.com/garuda.indonesia

Biaya avtur, sewa pesawat, dan layanan bandara jadi alasan utama harga tiket pesawat mahal. Begini penjelasan Bos Garuda. | Instagram.com/garuda.indonesia

GELIATMEDIA.COM – Polemik harga tiket pesawat yang tinggi kembali mencuat setiap musim liburan, termasuk saat Natal dan Tahun Baru (Nataru) serta mudik Lebaran. Meski jadwal penerbangan meningkat, harga tiket pesawat tetap saja mahal.

Dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI pada Kamis, 23 Januari 2025 di Jakarta, Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, menjelaskan penyebab utama mahalnya tiket pesawat. Ia mengungkapkan bahwa dua faktor utama adalah biaya avtur dan harga sewa pesawat.

Biaya Avtur dan Sewa Pesawat, Penyebab Utama Tiket Mahal

Baca Juga :  Exploring Bandung's Natural Wonders: From Volcanic Landscapes to Majestic Waterfall

Menurut Wamildan, biaya avtur memberikan kontribusi terbesar terhadap mahalnya harga tiket pesawat, yaitu mencapai 35 persen. Sementara itu, 30 persen harga tiket dipengaruhi oleh biaya sewa pesawat.

“Biaya avtur menyumbang 35 persen dari harga tiket, sementara biaya sewa pesawat mencapai 30 persen. Untuk satu pesawat saja, biaya sewanya sekitar 300 ribu dolar AS per bulan,” jelas Wamildan.

Ia menambahkan bahwa kedua komponen ini menjadi beban utama yang dirasakan oleh maskapai dalam menentukan harga tiket.

Baca Juga :  Program MBG Selama Ramadhan: Dibawa Pulang untuk Buka Puasa

Biaya Layanan Bandara dan Pajak Menambah Beban

Selain avtur dan sewa pesawat, Wamildan juga mengungkapkan bahwa berbagai biaya layanan di bandara turut membebani maskapai, termasuk biaya lepas landas, pendaratan, parkir pesawat, sewa ruangan, serta pajak atas suku cadang.

“Semua transaksi terkait avtur, pembayaran jasa bandara, hingga bea masuk suku cadang yang masuk ke Indonesia, semuanya dikenakan pajak,” ungkap Wamildan.

Garuda Indonesia: Margin Tipis karena Full Service
Sebagai maskapai full service, Garuda Indonesia juga menghadapi margin keuntungan yang sangat tipis. Wamildan menjelaskan, layanan penuh seperti penyediaan makanan ringan hingga makanan berat kepada penumpang turut menambah beban biaya.

Baca Juga :  Lsm Sinar Kencana Soroti Proyek Pembangunan Jalan ,Ruas Jalan Baru Malingping, Diduga Keras Asal Asalan .

“Margin revenue to cost kami hanya 94 persen, sangat tipis dibandingkan dengan maskapai Low Cost Carrier (LCC) seperti Citilink yang mencapai 84 persen,” paparnya.

Dengan beban operasional yang tinggi, Garuda harus bersaing ketat dengan maskapai LCC yang mampu menawarkan tarif lebih rendah dengan mengurangi layanan.***

 

Follow WhatsApp Channel geliatmedia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Pelantikan Apdesi Sukabumi Diwarnai Pesan Tegas Gubernur soal Infrastruktur Desa
Aksi Nyata Lendeng N D’Gank: Dari Bandung untuk Bandung yang Lebih Peduli
Kades di Ciamis Viral Tantang Wartawan, Komunitas Pers Kecam Keras
Komunitas Lendeng N D’Gank Central Chapter Gelar Aksi Sosial di Kawasan Tegalega Bandung
BMKG Jabar Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem untuk Sejumlah Wilayah pada 11 November 2025
Iman Adinugraha Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan Bersama Pemuda Palabuhanratu
Pekerja Dapur MBG: Jaga Kebersihan, Jalankan Program dengan Sepenuh Hati
Gubernur Jawa Barat Dorong Sukabumi Kembangkan Pembangunan Berbasis Ekologi

Berita Terkait

Senin, 1 Desember 2025 - 19:08 WIB

Pelantikan Apdesi Sukabumi Diwarnai Pesan Tegas Gubernur soal Infrastruktur Desa

Jumat, 28 November 2025 - 14:55 WIB

Aksi Nyata Lendeng N D’Gank: Dari Bandung untuk Bandung yang Lebih Peduli

Sabtu, 22 November 2025 - 20:21 WIB

Kades di Ciamis Viral Tantang Wartawan, Komunitas Pers Kecam Keras

Jumat, 21 November 2025 - 15:14 WIB

Komunitas Lendeng N D’Gank Central Chapter Gelar Aksi Sosial di Kawasan Tegalega Bandung

Senin, 10 November 2025 - 11:55 WIB

BMKG Jabar Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem untuk Sejumlah Wilayah pada 11 November 2025

Berita Terbaru

error: Content is protected !!