GELIATMEDIA.COM – Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi memberikan apresiasi atas terselenggaranya Peringatan Hari Nelayan Kecamatan Cisolok ke-28 yang dipusatkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pajagan, Desa Cikahuripan, pada Kamis (10/7/2025).
Kegiatan ini dinilai sebagai wujud nyata sinergi antara masyarakat pesisir dengan pemerintah dalam mengembangkan sektor pariwisata berbasis budaya lokal.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Sendi Apriadi, mengatakan bahwa kegiatan seperti Syukuran dan Pesta Nelayan ini sangat mendukung upaya promosi kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu yang telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark. Menurutnya, nilai-nilai budaya dan kearifan lokal masyarakat pesisir merupakan daya tarik utama bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
“Kegiatan Hari Nelayan Cisolok ini tidak sekadar perayaan, tetapi juga menjadi momentum penting dalam memperkuat identitas budaya serta memperluas daya jangkau destinasi wisata. Ini selaras dengan strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan yang berbasis komunitas,” ungkap Sendi.
Selain menampilkan kesenian dan budaya tradisional, peringatan ini juga dimeriahkan dengan pameran produk unggulan UMKM lokal, yang turut memperkaya pengalaman wisatawan serta mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
Sendi menambahkan, Dinas Pariwisata terus mendorong kolaborasi lintas sektor dalam penguatan atraksi wisata daerah, termasuk event-event berbasis budaya seperti ini.
“Kami berharap peringatan ini terus dilestarikan dan dikembangkan setiap tahun, karena memberi dampak langsung terhadap perekonomian masyarakat serta peningkatan kunjungan wisatawan,” ujarnya.
Pihaknya juga berkomitmen untuk memberikan pendampingan dan fasilitasi agar atraksi wisata berbasis budaya dan tradisi lokal, seperti pesta nelayan ini, menjadi agenda tetap dalam kalender pariwisata Kabupaten Sukabumi.
“Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh elemen masyarakat Kecamatan Cisolok yang telah menjaga dan menghidupkan tradisi. Ini adalah kekayaan budaya yang tidak hanya memperkuat jati diri, tetapi juga menjadi aset berharga dalam membangun pariwisata yang berkelanjutan,” pungkasnya.***
(Red)