Ancaman Global Meningkat! Jam Kiamat Kini Hanya 89 Detik Sebelum Tengah Malam, Ini Penyebabnya

- Admin

Rabu, 29 Januari 2025 - 19:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jam Kiamat kini berada di 89 detik sebelum tengah malam, mencerminkan ancaman global yang semakin meningkat. | Freepik

Jam Kiamat kini berada di 89 detik sebelum tengah malam, mencerminkan ancaman global yang semakin meningkat. | Freepik

GELIATMEDIA.COM – Para ilmuwan dari Bulletin of the Atomic Scientists kembali mengeluarkan peringatan serius terkait ancaman global yang semakin besar.

Jam Kiamat (Doomsday Clock), simbol yang mencerminkan seberapa dekat dunia dengan bencana global, kini bergeser ke 89 detik sebelum tengah malam—lebih dekat satu detik dibandingkan tahun lalu.

Keputusan ini mencerminkan meningkatnya risiko yang dihadapi umat manusia, mulai dari ketegangan nuklir, perubahan iklim, hingga penyalahgunaan kecerdasan buatan (AI) dalam sektor militer.

Simbol Ancaman Global

Jam Kiamat pertama kali diperkenalkan pada 1947 oleh Bulletin of the Atomic Scientists (BAS), sebuah organisasi ilmiah yang dibentuk oleh para ilmuwan yang pernah terlibat dalam proyek pengembangan bom atom selama Perang Dunia II.

Baca Juga :  Fantastis! Raffi Ahmad Masuk Daftar Pejabat Terkaya dengan Harta Rp1 Triliun

Awalnya, jam ini hanya mencerminkan ancaman nuklir, tetapi kini juga memperhitungkan faktor lain seperti krisis iklim dan perkembangan teknologi yang berpotensi membahayakan umat manusia.

Meskipun tidak secara langsung mengukur ancaman nyata, Jam Kiamat berfungsi sebagai alat peringatan untuk mendorong diskusi global mengenai risiko besar yang mengancam keberlangsungan peradaban.

Faktor yang Memicu Pergeseran Jam Kiamat

Para ilmuwan menyebut beberapa faktor utama yang mendorong penggeseran Jam Kiamat tahun ini:

1. Ancaman Nuklir

Invasi Rusia ke Ukraina sejak 2022 terus menimbulkan kekhawatiran terkait potensi penggunaan senjata nuklir.

Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan telah menurunkan ambang batas penggunaan nuklir dalam doktrin militernya.

Baca Juga :  Presiden Prabowo Setuju! SPMB 2025 Berlaku, Ini Perbedaan dengan PPDB Sebelumnya

Selain itu, ketidakjelasan masa depan perjanjian kontrol senjata nuklir antara Rusia dan AS semakin memperburuk situasi.

2. Ketegangan Global

Konflik di Timur Tengah, khususnya perang Israel-Hamas dan ketegangan antara Iran dan negara-negara lain, terus meningkat.

Di Asia, tekanan militer China terhadap Taiwan serta uji coba rudal balistik Korea Utara semakin memperburuk ketidakstabilan global.

3. Krisis Iklim

Data menunjukkan bahwa 2024 adalah tahun terpanas dalam sejarah, menandakan dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Meskipun ada upaya transisi ke energi bersih, langkah-langkah yang diambil masih belum cukup untuk mencegah dampak buruk jangka panjang.

4. Penyalahgunaan AI dalam Militer

Kemajuan dalam teknologi AI, terutama dalam sektor pertahanan, berpotensi meningkatkan risiko konflik berskala besar. Penggunaan AI dalam sistem senjata otomatis dapat mempercepat eskalasi perang tanpa intervensi manusia.

Baca Juga :  Pj Gubernur Lampung Ajak PWRI Berkolaborasi Bangun Provinsi Lampung

Peringatan bagi Pemimpin Dunia

Daniel Holz, Ketua Dewan Sains dan Keamanan Bulletin of the Atomic Scientists, menegaskan bahwa kondisi dunia saat ini semakin mengkhawatirkan.

“Mengatur Jam Kiamat pada 89 detik sebelum tengah malam adalah peringatan bagi seluruh pemimpin dunia,” kata Holz dalam pernyataannya yang dikutip dari Reuters pada Rabu, 29 Januari 2025.

Para ilmuwan mendesak agar langkah konkret segera diambil untuk menekan risiko global. Jika tidak, umat manusia akan semakin mendekati titik kehancuran yang tidak bisa dibalikkan.***

 

 

Follow WhatsApp Channel geliatmedia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Panglima TNI dan Komisi I DPR RI Dukung Bantuan Sarpras untuk Penanggulangan Bencana di Sukabumi
Prabowo Subianto: Pers Profesional dengan Integritas, Pilar Demokrasi Bangsa
Raffi Ahmad Tanggapi Isu Penimbunan Gas Elpiji 3 Kg di Rumahnya
LPI Desak Kepala Dinas Pendidikan Lebak Mundur, Jika Tidak Copot Kepala Sekolah SMPN 6 Malingping
Polda Gorontalo Ungkap Tambang Emas Ilegal di Boalemo, Tiga Pelaku Diamankan
Program Makan Bergizi Gratis Fleksibel Sesuai Potensi Lokal, BGN Klarifikasi Isu Menu Serangga
Diprotes Publik, Pengecer Elpiji 3 Kg Kembali Diizinkan Jualan atas Arahan Prabowo
Dugaan Pemukulan dan Bullying di SMPN 6 Malingping, LPI Desak Sanksi Tegas

Berita Terkait

Jumat, 21 Februari 2025 - 16:14 WIB

Panglima TNI dan Komisi I DPR RI Dukung Bantuan Sarpras untuk Penanggulangan Bencana di Sukabumi

Senin, 10 Februari 2025 - 09:00 WIB

Prabowo Subianto: Pers Profesional dengan Integritas, Pilar Demokrasi Bangsa

Minggu, 9 Februari 2025 - 05:31 WIB

Raffi Ahmad Tanggapi Isu Penimbunan Gas Elpiji 3 Kg di Rumahnya

Kamis, 6 Februari 2025 - 21:49 WIB

LPI Desak Kepala Dinas Pendidikan Lebak Mundur, Jika Tidak Copot Kepala Sekolah SMPN 6 Malingping

Kamis, 6 Februari 2025 - 19:52 WIB

Polda Gorontalo Ungkap Tambang Emas Ilegal di Boalemo, Tiga Pelaku Diamankan

Berita Terbaru