GELIATMEDIA.COM – Diskusi mengenai status visa Pangeran Harry di Amerika Serikat kembali memanas setelah lembaga konservatif The Heritage Foundation mengajukan permintaan untuk membuka file imigrasi sang pangeran.
Direktur Margaret Thatcher Center for Freedom dari lembaga tersebut, Nile Gardiner, menyebut Pangeran Harry seharusnya menghadapi konsekuensi serius atas dugaan pelanggaran imigrasi.
Gardiner merujuk pada pengakuan Pangeran Harry dalam memoarnya Spare yang dirilis pada 2023, di mana ia menyebut pernah mengonsumsi kokain, ganja, dan jamur psikedelik.
Menurut The Heritage Foundation, jika pernyataan tersebut tidak diungkapkan secara jujur dalam aplikasi visanya, maka hal itu dapat berujung pada pembatalan status imigrasinya.
Tuntut Kesetaraan Hukum
Nile Gardiner menegaskan bahwa permintaan untuk membuka file visa Harry adalah bagian dari upaya menegakkan supremasi hukum.
“Tidak seorang pun berada di atas hukum. Transparansi dan akuntabilitas adalah hal yang penting,” ujarnya kepada The New York Post.
Sebelumnya, pada Februari dan Oktober 2024, The Heritage Foundation telah mengajukan gugatan berdasarkan Freedom of Information Act (FOIA) untuk mengakses dokumen imigrasi Harry.
Namun, hakim federal Carl Nichols menolak permintaan tersebut, dengan alasan bahwa kerahasiaan catatan imigrasi tetap harus dijaga dan tidak ada minat publik yang signifikan dalam kasus ini.
Pengaruh Kampanye Donald Trump
Desakan untuk memeriksa visa Pangeran Harry juga didorong oleh janji kampanye Donald Trump. Dalam kampanye tahun lalu, Trump menyatakan komitmennya terhadap penegakan ketat aturan imigrasi, termasuk tindakan jika ditemukan pernyataan palsu terkait penggunaan narkoba.
“Jika dia berbohong tentang penggunaan narkoba, tindakan yang sesuai harus diambil,” kata Trump. Pernyataan tersebut mendapat dukungan dari Gardiner, yang berharap pemerintah AS bersikap tegas dalam kasus ini.
Harry dan Kehidupan di California
Sejak mundur dari tugasnya sebagai anggota Kerajaan Inggris, Pangeran Harry tinggal di Montecito, California, bersama istrinya, Meghan Markle, dan dua anak mereka.
Namun, kehidupan mereka di AS terus menjadi sorotan, terutama setelah pengakuan kontroversial terkait penggunaan obat-obatan dalam memoarnya.
Dengan perhatian yang terus meningkat, tekanan kepada pemerintah AS untuk bersikap transparan dalam kasus ini kemungkinan akan terus berlanjut. Namun, sejauh ini, Departemen Keamanan Dalam Negeri tetap mempertahankan kerahasiaan dokumen imigrasi Pangeran Harry.***
—