GELIATMEDIA.COM – Pemerintah Kabupaten Sukabumi secara resmi meluncurkan program bertajuk “Sukabumi Nyaah ka Indung” dalam sebuah seremoni yang digelar di Pendopo Sukabumi.
Program ini merupakan manifestasi nyata dari komitmen daerah untuk membangun Sukabumi yang Mubarakah — maju, unggul, berbudaya, dan penuh berkah.
Peluncuran program ini merupakan tindak lanjut dari inisiatif Pemerintah Provinsi Jawa Barat, “Jabar Nyaah ka Indung,” yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan kini serentak diimplementasikan di berbagai wilayah di Jawa Barat.
Fokus utama program ini adalah meningkatkan kepedulian terhadap kaum ibu dan lansia yang selama ini menjadi pilar sosial dan budaya dalam masyarakat.
Bupati Sukabumi, H. Asep Japar, dalam sambutannya menekankan bahwa program ini bukan sekadar gerakan sosial, melainkan ikhtiar moral untuk menghadirkan pemerintahan yang menyentuh nurani warganya.

“Ibu adalah simbol kasih dan pengabdian. Lewat program ini, kami ingin membangun budaya saling asah dan saling asuh yang merupakan nilai luhur masyarakat Sunda,” ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Sukabumi diberikan tanggung jawab untuk menjadi anak asuh bagi seorang ibu lansia yang hidup dalam keterbatasan.
Tugas tersebut tidak hanya berupa bantuan materi, namun juga meliputi kehadiran secara emosional dan spiritual: menjenguk, merawat, dan menemani mereka.
Program ini mendapat sambutan hangat dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD), termasuk Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi. Kepala Dinas Pariwisata, Sendi Apriadi S.STP., M.Si., menyatakan dukungannya secara penuh. Ia menegaskan bahwa seluruh jajarannya akan dilibatkan secara aktif.
“Nilai cinta dan penghormatan kepada ibu adalah fondasi budaya Sunda sekaligus menjadi ruh dalam pengembangan sektor pariwisata yang berstandar dan berbudaya,” tuturnya.
Lebih dari sekadar program birokrasi, Sukabumi Nyaah ka Indung dianggap sebagai refleksi visi besar Kabupaten Sukabumi untuk mewujudkan pembangunan yang tidak hanya berfokus pada indikator fisik dan ekonomi, tetapi juga pada kedalaman spiritual, kekuatan moral, dan pelestarian kearifan lokal.
Melalui langkah ini, pemerintah daerah juga mengajak masyarakat luas, pelaku sektor pariwisata, serta generasi muda untuk terlibat dalam membangun budaya kasih sayang kepada ibu sebagai pusat peradaban. Karena, sebagaimana ditegaskan Bupati, Merawat ibu adalah merawat peradaban itu sendiri.***
(Red)